humanitas kreativitas integritas
performasi. edukasi. konservasi
Membangun Kebersamaan Menguatkan Kebudayaan

Konservasi Seni Tradisi
Pendataan seni tradisi di Indonesia
WAYANG KRUCIL
Program konservasi wayang Krucil di Jawa Timur
DONGENG
Program Dongeng Berbagi dan Safari dongeng untuk program sosial kemasyarakatan
Progam Sosial Kemasyarakatan
Program sosial kemasyarakatan merupakan program sosial untuk menguatkan kebersaamaan, yang terdiri dari program donasi kemanusian dan donasi kebudayaan.

PROGRAM KAMI

PERFORMASI
Penampilan seni Tradisi dan seni kontemporer dalam format yang adaptif dan inklusif

EDUKASI
Penguatan program pendidikan d level Pra sekolah, dan Pendidikan Dasar dan Menengah


KONSERVASI
Pendataan seni tradisi di Nusantara
YAYASAN
HUIS VAN ROEDI LANBATIH
Nomor AHU-0022650.AH.01.04 Tahun 2025
VFH Batu Jawa Timur 65141
Membangun Kebersamaan Menguatkan Kebudayaan
mari bersama untuk peduli pada sesama

Mengenang Abah Congkring (1947-2025)
Abah Congkring merupakan seniman Ka.Er (Keroncong) jalanan, yang lahir di Bojonegoro Jawa Timur pada 29 Januari 1947. Abah Congkring menjadi nama panggung dari Anang Said Muhamad, seorang laki-laki sederhana yang menghabiskan seluruh hidupnya menjadi seniman sejati. Kehidupan abah Congkring seperti alunan musik Kr yang semakin terpinggirkan oleh riuh gemuruh musik yang lebih modern. Kr adalah istulah yang diberikan kepada para musisi keroncong asli, yang tumbuh dan besar dari panggung ke panggung.
Istilah Kaer menjadi penanda eksistensi pemusik dan atau seniman keroncong yang tumbuh di jalan. Mereka memiliki istilah-istilah khusus yang hanya di pahami oleh komunitas mereka, misalnya istilah nyetrat dari kata straat yang bermakna jalanan. Nyetraat dimaknai sebagai aktivitas mengamen dari rumah ke rumah. Sali dari akar kata sellery yang bermakna uang atau honorarium. Komunitas Kaer mengembangkan prokem mereka sendiri, tidak ada kosa kata baku yang dianut. Kesemuanya mengalir dengan alami.
Abah Congkring merupakan generasi awal musisi Ka.Er yang turut mewarnai perkembangan keroncong Jalanan di kawasan Batu, Malang hingga Kediri. Eksistensi karyanya betebaran di beberapa VCD dalam bentuk lagu lagu bertema relegi hingga percintaan pada era awal 2000 an. Karya-karya dinyanyikan oleh komunitas musik relegi KI Ageng Bonang dari Batu di dekade awal tahun 2000. Kemampuannya bermain musik khususnya seruling sangat khas, kemungkinan tidak ada pemusik KR jalanan yang bisa menandingi kepiawaiannya.
Nama Anang Said Muhamad memang tidak sebesar nama musisi keroncong papan atas, tetapi bagi para seniman keroncong jalanan, keberadaanya cukup disegani. Karya-karyanya tetap dinyanyikan hingga saat ini. Oktober 2025 adalah bulan terakhir kehidupannya. beliau menghabiskan sisa usianya di rumah kontrakan sederhana di kawasan Kras kabupaten Kediri. Hari hari terakhirnya hanya ditemani Umi Kitun, salah satu belahan jiwanya yang setia menemani hingga akhir hayatnya.
Semasa hidupnya abah Congkring merupakan orang yang sangat ramah dan tegas sekaligus, cara bicaranya menampakkan kecerdasan yang tidak biasa. Pada beberapa kesempatan ia sangat detil menceritakan kehidupan akademisnya, yang sempat mengenyam program master di ISI Yogya meskipun tidak pernah selesai. Cerita tentang perjuangannya bersama Pram, atau Pramudia Anantatoer, budayawan Lekra dan Novelis ternama di Indonesia, tidak pernah habis diceritakan.
Dibalik sifat bengalnya, abah Congkring adalah sosok seniman sejati yang tidak pernah nyaman dengan ikatan dan aturan yang mengekang ekspresi seninya. Hingga akhir hayat ia tetap teguh pada prinsipnya, tidak ingin merepotkan orang lain. Nampaknya ajaran Berdikari dari tokoh kebanggaannya, Bung Karno, benar-benar di ekspresikan dalam kehidupannya.
A
